Home » , , » Beginilah Seharusnya Berpuasa yang Benar

Beginilah Seharusnya Berpuasa yang Benar

berpuasa yang benar
Beginilah Seharusnya Berpuasa yang benar - Agama cenderung mengajarkan dan menitikberatkan kepada hal-hal yang jasmani dan bersifat ritual, namun Tuhan lebih peduli dengan sikap hati'. Agama mengajarkan sunat secara jasmani, termaksud orang-orang Yahudi sampai hari ini, sebaliknya Tuhan peduli kepada 'sunat hati' (Roma 2:29). Puasa adalah salah satu bentuk lain dari ritual-ritual keagamaan dan bentuk ritual ini dipraktekkan, setahu saya oleh seluruh agama-agama yang ada di muka bumi, termaksud agama Kristen dan Katolik. Namun sering kali, kekuataan yang terkandung didalam puasa tersebut tidak sungguh-sungguh di pahami oleh banyak orang percaya, sehingga berpuasa dan ber-diet hampir-hampir tidak ada bedanya. Puasa yang sering kita kenal hanyalah berkisar dan dibatasi oleh sekedar menahan lapar dan haus untuk tidak makan dan tidak minum, benarkah demikian? Seperti itulah hari-hari puasamu?

Ada satu 'rasa lapar' yang bergejolak lebih kuat daripada perut, itulah yang kita kenal sebagai lapar akan harga diri dan selfishness atau egois. Tuhan lebih perduli akan pertumbuhan manusia batiniah kita daripada  sekedar manusia jasmaniah kita (1 petrus 3:4). Dengan demikian, memerangi kekuataan lapar dan haus akan harga diri dan ke egoisan jauh lebih diperhatikan oleh Tuhan. Berpuasa yang benar yang Tuhan rindukan dari setiap kita bukanlah sekedar menurunkan berat badan atau menyiksa diri, tapi mematahkan bahkan mematikan 'keangkuhan atau harga diri sendiri' dan ke egoisan kita. Jika kita berkata, memang seperti itulah puasa-puasa saya selama ini, betulkah demikian? Jika satu kali makan direstaurant engkau dan keluargamu meghabiskan uang 1 juta rupiah, satu hari berpuasa, engkau menahan 2 kali makan, adakah uang untuk makan tersebut engkau berikan kepada janda-janda dan anak-anak yatim, supaya merekalah yang makan jatah makananmu? Adakah tenaga akibat makan-makananmu engkau gunakan untuk menolong perkara anak yatim dan orang tertindas?

Jika puasa-puasa kita selama ini hanyalah sekedar untuk mencapai 'good felling' atau rasa puas akan diri sendiri, rasa bangga telah berhasil untuk lebih rohani, merasa lebih kuat dan lebih berkenan karena sudah berpuasa dengan benar, bukankah itu yang dilakukan juga oleh para farisi dan orang-orang beragama? Semua hal-al tersebut dikerjakan oleh para agamawi untuk diri sendiri, untuk kebaikan diri sendiri, supaya dilihat lebih rohani, bagaimana mungkin hal-hal demikian bisa menjadi berkat untuk orang lain atau berdampak bagi orang lain? Apakah seperti itu berpuasa yang benar?

Berpuasa yang benar
Renungkan kebenaran ini, agama cenderung merubah yang diluar dengan harapan bisa merubah yang didalam, seperti obat oleh remasaon, diolesi diluar dengan harapan bisa meresap kedalam. Roh Kudus sebaliknya bekerja dari dalam dan kemudian tercermin ke luar. Perubahan yang dikerjakan Roh Kudus dimulai dari dalam, dan bukti pasti bahwa Roh kudus sudah mulai bekerja di hidup seseorang adalah, dari luarnya akan nampak, itulah yang disebut buah-buahnya.... perkataan mulutnya, perbuatannya, pola pikirnya dst. Jika puasa saudara dan saya benar, maka pasti belenggu-belenggu kelaliman akan engkau putuskan, tidak lagi perbuatanmu, caramu berbisnis, tutur katamu kental dengan kelaliman atau kelicikan, dan bukan kita yang tahu, sebab kita cenderung berfkir kita selalu benar, tapi rekan usaha kitalah yang akan menilai... Orang disekitar kita yang akan tahu pasti apakah tutur kata kita benar dan bijaksana...

Demikian lah renungan hari ini, sekira nya dapat menjadi acuan kita bagaimana seharusnya kita berpuasa yang benar, God Always Bless you^^

0 comments:

Post a Comment

Translate


Popular Posts

Powered by Blogger.