Jangan Sombong, Hiduplah dengan Rendah Hati

Jangan sombong, Hiduplah dengan rendah hati - Sama seperti dalam peperangan jasmani, musuh penyesatan atau dosa yang sangat fatal itu adalah musuh yang kita sadari. Adakah musuh yang menyerang kita dan tidak pernah kita sadari? Adakah dosa didalam diri kita namun tidak kita sadari? Itulah dosa 'keangkuhan', Berbeda dengan dosa-dosa yang lain, dosa keangkuhan itu sering jarang dapat dideteksi, Dosa perselingkuhan mudah terlihat, pendirian, pembunuhan, dll semua mudah terdeteksi dan pelakunyapun tahu persis bahwa dia sudah jatuh kedalam dosa, Namun dosa kesombongan sering bahkan tidak disadari oleh pelakunya sendiri. Kita sering tidak sadar bahwa kita angkuh atau sombong, seringkali bahkan orang lain  yang lebih peka daripada diri kita sendiri. Daud sampai harus bergumul untuk minta pertolongan Tuhan agar dia dibebaskan dari dosa yang tidak dia sadari itu, sebab keangkuhan akan terasa seperti biasa saja setelah sekian lama mencengkram hati kita.

Tuhan tahu perkara yang terselubung, yang tidak terlihat atau terdeteksi sekaligus hal lain yang sering menjadi 'dosa terselubung' yang sering tidak kita sadari adalah niat busuk atau motivasi yang keliru. Sering bahkan kita sendiri tidak sadar akan motivasi terselubung yang ada dihati kita. Daud di dalam satu Mazmurnya berkata demikian: Mazmur 44:20-21 "Seandainya kami melupakan nama Allah kami, dan menadahkan tangan kami kepada allah lain, masakan Allah tidak akan menyelidikinya? Karena Ia mengetahui rahasia hati!'' Menadahkan tangan seperti yang Daud katakan adalah sikap meminta berkat atau meminta pertolongan. Tanpa disadarinya, Daud merasakan ada waktu dimana dia juga kadang bisa atau sempat 'menadahkan tangan ke allah lain', dan itu diakuinya sebagai tindakan melupakan Allah yang benar, itulah dosa terselubung yang Daud sendiri akui, sekalipun kadang tidak dia sadari. Kita memerlukan koreksi dan teguran Tuhan untuk mengungkapkan motivasi-motivasi yang salah.

Musuh yang tidak terlihat(kesombongan) adalah sama seperti yang tidak kita sadari. Kita memerlukan bantuan orang lain untuk menyadarkan diri kita sendiri. Berkali- kali Daud jatuh ke dalam dosa-dosa ini, ketika dia berzinah dengan Betsyeba dan membunuh suaminya, dimana hati nurani Daud? Tidakkah dia sadar bahwa perbuatannya seperti itu adalah dosa yang jahat? Daud baru sadar ketika Nabi Nathan datang dan menegurnya dengan tegas. Ketika keangkuhannya untuk berbangga akan jumlah tentarnya yang besr dan dahsyat, tidakkah Daud sadar bahwa itu adalah dosa yang meragukan dan meremehkan Tuhan? Daud hanya sadar ketika nabi Gad dan Yoab panglimanya menegur dia akan keangkuhan yang terkandung di hatinya. Daud terhindar dari begitu banyak dosa yang tidak ia sadari, sebab dia dikelilingi oleh orang-orang yang takut akan Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang berani dengan tegas dan terang-terangan menegur dia, juga karena Daud memelihara hati yang rendah, yang rela ditegur, sehingga teguran-teguran tersebut menjadi seperti cangkul yang mencungkil bongkahan-bongkahan batu dan kerikil yang tersembunyi  didalam tanah, agar tanah itu siap ditanami.

Jangan sombong, hiduplah dengan rendah hati
Kita membutuhkan orang lain untuk menyadarkan kita akan hal-hal yang tidak kita sadari, Namun seringkali kekerasan hati kitalah yang menahan suara teguran yang Tuhan nyatakan lewat berbagai perkara atau melalui orang lain, Seringkali sebaliknya, hati yang keras tidak akan sadar, atau jika sudah sadar sekalipun, seringkali sudah terlalu terlambat. Sebelum Nebukadnezar jatuh dan dicampakan, Tuhan sudah terlebih dahulu memberikan mimpi kepadanya yang tujuan nya sebagai peringatan akan keangkuhan hatinya, bahkan Daniel sudah memperingatkan dia kan hal tersebut untuk jangan sampai hal tersebut seperti yang dimimpikan terjadi kepadanya... Namun Nebukadnezar mengabaikan semua nasehat dan peringatan tersebut, sehingga dia pada akhirnya harus direndahkan sedemikian rupa. Ketika Tuhan mengingatkan Nebukadnezar, kemudian Daniel mengingatkan dia kembali, kekerasan hati lah yang pada akhirnya menghancurkan dia. Doa seperti pemazmur yang berkata 'Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari...' hanya akan menjadi kenyataan jika hati kita lembut, mau diarahkan oleh suara atau tangan Tuhan melalui hidup orang lain.

Pandanglah Wajah Tuhan kita Setiap Hari

memandang wajah tuhanPandanglah wajah Tuhan kita setiap hari - Coba Perhatikan kesaksian Daud sekali lagi, didalam kebenaran Daud memandang wajah Tuhan, dan hal itu telah memuaskan hati Daud. Namun jika kita sendiri berkata sungguh-sungguh, bukankah Tuhan sendiri berkata didalam FirmanNya kepada Musa di dalam Keluaran 33:20 bahwa : "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, Sebab tidak ada orang memandang Aku dapat hidup." Jadi bagaimana mungkin Daud dapat memandang wajah Allah dan menjadi puas, bahkan seharusnya untuk tetap hidup saja tidak mungkin setelah memandang wajah Tuhan seperti yang Tuhan katakan kepada Musa, 'tidak seorangpun yang dapat memandang wajah Tuhan dan tetap hidup...' Inilah bagian dari sifat-sifat kedagingan kita yang akan mati ketika kita memandang wajah Tuhan. Tidak akan mungkin keduanya akan berjalan bersamaan, 'tetap melihat wajah Tuhan' dan 'tetap hidup sikap kedagingan', pasti salah satu hanya dibuat seolah-olah demikian atau biasa kita kenal dengan sebutan 'sandiwara'. Sebab jika kita sungguh-sungguh memandang wajah Allah, sifat-sifat kedagingan itu akan gugur dan mati!

tapi bagaimana manusia seperti juga Daud dapat dengan terus-menerus memandang wajah Tuhan dan dipuaskan? Kapan Daud 'turun naik' ke surga untuk memandang wajah Tuhan? Coba perhatikan ayat ini: Kisah Para Rasul 17:11 "Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima Firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian..." Apa yang terjadi dengan orang-orang Yahudi di Berea? Kenapa hati mereka 'lebih baik' dari pada orang Yahudi di Tesalonika? Jawabannya adalah karena menyelidiki dan menerima Firman Tuhan dengan rela hati. Bukankah Yoh 1:1 berkata "...Pada mulanya adalah Firman itu adalah Allah". Ternyata rahasianya adalah dengan menyelidiki dan menerima Firman Tuhan dengan hati yang rela, kita sedang memandang wajah Tuhan yang adalah Firman itu sendiri, dan hal itulah yang membuat sifat-sifat kedagingan kita merosot dan mati, itu jugalah yang dilakukan Daud, bukankah Mazmur Daud berkata "Hatiku mengikuti firman-Mu . "Carilah wajah-Ku", maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN..." (Mazmur 27:8)

Inilah rahasia perubahan karakter yang dapat terjadi didalam diri seseorang, sifat-sifat kedagingan akan dibuat tidak berdaya dan mati ketika kita rela dengan tekun membaca dan merenungkan kebenaran Firman Tuhan, itulah cara kita memandang wajah Allah, sebab adakah kita memiliki waktu-waktu yang khusus dan tetap untuk menyelidiki dan merenungkan Firman Tuhan? Kemudian adakah hati kita dengan rela menerima kebenaran Firman Tuhan txb? Sebab didalam Firman-Nya ada pengajaran, ada teguran, ada kasih mesra, ada penghiburan dan kekuataan..., jika hatimu dan hatiku haus akan kebenaran Firman Tuhan tersebut. jika hati kita rela menerima isi kebenaran Firman Tuhan tersebut, maka kebenaran Firman Tuhan akan mengajarkan kita hal-hal yang harus kita tinggalkan, kebiasaan-kebiasaan lama yang harus kita tinggalkan, memberikan kekuataan untuk dapat melakukannya, bangkit kembali ketika kita jatuh dan menghibur ketika kita susah. Relakan hatimu untuk menerima kebenaran Firman-Nya dan lembutkan hatimu ketika teguran-Nya melalui Firman-Nya engkau terima.
 

Daud memberikan satu pelajaran yang sangat berharga buat semua anak-anak Tuhan tentang posisi dan keadaan hati manusia, perhatikan sekali lagi, yang membuat Daud puas adalah ketika dia bangun setelah semalaman memandang wajah Tuhan, setelah semalaman hati dan pikirannya merenungkan kebenaran Firman Tuhan, dan itulah yang membuat Daud puas pada pagi hari. Tidak ada satupun didunia yang dapat memberikan kepuasan kepada hati manusia, kekayaan tidak akan memuaskan hati manusia. John D Rockfeller, orang paling kaya di America pada jalannya, ketika ditanya seorang wartawan, berapa banyak uang lagi yang engkau inginkan sampai engkau merasa cukup? lalu Jawabnya, 'just a little bit more... Sedikit lagi saja...' Bagaimana kalau sudah bertambah sedikit? Rockefeller akan sekali lagi berkata: 'sedikit lagi...'  Manusia tidak akan pernah puas , berapapun banyaknya yang engkau miliki, kita tidak akan pernah dipuaskan dengan semua hal itu. Kekayaan juga tidak akan pernah memuaskan kita, hanya Tuhan sendirila yang dapat memuaskan kita, itulah kesaksian Daud, "...pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan ruap-Mu...".

Siapakah yang tau isi hati manusia?

hati manusia
Siapakah yang tau isi hati manusia? - Jika kita mau memahami kemampuan yang terdapat di dalam satu alat mesin, maka kita harus bertanya kepada sang Penciptanya atau membaca buku manualnya. Bagaimana dengan manusia? Satu-satunya pribadi yang dapat melukiskan keberadaan manusia sedemikian akurat nya adalah Tuhan yang menyatakan diri-Nya melalui Alkitab, yang kita kenal didalam Kristus Yesus Tuhan ita. Kepada Yeremia Tuhan melukis kan keberadaan hati kita sedemikian sempurnanya, New Living Trasnlation mengatakan demikian: "The Human Heart is the most deceitful of all things, and desperately wicked.  Who really knows how bad it is? But I, the lord, Hati manusia adalah yang paling licik diantara segalanya, betapa jahatnya. Siapakah yang benar-benar tau betapa busuknya hati manusia, kecuali Aku Tuhan..." (Yer 17:9-10a). Inilah sumber permasalahan yang terjadi diseluruh dunia dan yang membuat kekacauan yang begitu besarnya. Kapan terakhir kali engkau menengok isi hatimu sendiri?

Sejahat-jahatnya binatang buas, dia hanya akan membunuh jenis lainnya hanya untuk bisa bertahan hidup, untuk makan, atau jika binatang sampai membunuh sesama jenisnya, dia melakukan hal tersebut untuk mempertahankan wilayah teritorinya, dan itupun terjadi diantara satu atau dua ekor saja. Satu orang anak manusia mampu membunuh dan mendatangkan malapetaka bagi ribuan bahkan jutaan demi memenuhi egonya sendiri seperti Joseph Stallin, Adolf Hitler atau demi ideology seperti sekarang banyak kita dengar dimana-mana. Dengan kata lain, persis seperti yang Firman Tuhan katakan di Yeremia 17:9-10, hati manusia begitu busuknya dan didalamnya tidak seorangpun dapat mengetahuinya kecuali Tuhan sendiri. Segala sesuatu yang manusia lakukan tanpa Tuhan adalah tindakan untuk menutup-nutupi kedegilan dan kebusukan hati. Kegiatan social tanpa Tuhan hanyalah berkutik di area 'nama baik' atau maksimal 'perasaan belaka'. Ritual-ritual agamawi tanpa Tuhan hanyalah sandiwara agar terlihat baik dan terhormat. Hati manusia memerlukan solusi yang sesungguhnya, dan hanya Tuhan sendiri yang mampu mengatasinya, bawalah hati kita kepada Dia.

Sekarang kita fokus kepada apa yang membuat Tuhan begitu kecewa bahkan menyesal telah menciptakan manusia pada jaman Nuh, coba perhatikan ayat-ayat diatas, dimata Tuhan, 'segala kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan semata-mata, dan itulah yang memilukan atau mendukakan hati Tuhan. Sehingga pada jaman Nuh, Tuhan terpaksa harus membinasakan seluruh umat manusia kecuali Nuh dan keluarganya. Inilah yang harus kita perhatikan tanpa campur tangan Tuhan, tanpa diserahkan kepada Tuhan untuk dikuasai dan dipimpin oleh Tuhan sendiri, hati setiap manusia adalah busuk dan condong untuk membuahkan kejahatan semata-mata. Kejahatan yang dapat ditimbulkan oleh hati manusia begitu dahsyatnya sampai dapat membawa kehancuran bagi bumi. Pembantaian massal, pelecehan seksual, menggumbar nafsu sex yang jahat dan menjijikan, penghancuran lingkungan, peniksaan dan segala jenis kejahatan lainnya, tidak pernah dilakukan oleh satu makhluk sekalipun kecuali manusia. Itulah sebabnya, hati kita perlu diserahkan kepada Tuhan yang menciptakan kita. baca juga: Kerelaan hati untuk dibentuk

Sekarang kita mengerti apa yang mendukakan hati Tuhan, ketika Dia melihat isi hati manusia yang tanpa Tuhan, maka kecenderungannya adalah membuahkan kejahatan semata-mata. Bagiamana kita dapat menyuka kan Dia? Inilah juga yang dilakukan oleh Yeremia, coba perhatikan doanya: Yeremia 11:20 "Tetapi, Tuhan semesata alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mu lah kuserahkan perkara kedegilan dan kebusukan, Yeremia memilih untuk  membawa perkara yang dia hadapi kepada Tuhan, dia memilih untuk menyerahkan dan membiarkan Tuhan yang menentukan dan mengambil keputusan atas semua perkaranya. Dengan kata lain, Yeremia melatih dirinya sendiri untuk tidak mengambil keputusan berdasarkan 'apa kata hati nya' tapi berdasar kan 'apa kata Firman Tuhan' Itulah hikmat yang Yeremia kerjakan yang juga menjadi pembelajaran berharga bagi kita.

Jangan sekedar mengucapkan doa tapi berdoa lah

berdoa
Jangan sekedar mengucapkan doa tapi berdoa lah - John Lake berkata satu ketika : "Terdapat perbedaan yang sangat jauh antara 'BERDOA' dan 'MENGUCAPKAN DOA'. Coba renungkan sebentar hal tersebut, sadarkah kita bahwa mungkin selama ini kita terjebak didalam kejenuhan dan kebosanan untuk berdoa karena kita sekedar 'mengucapkan doa'. Agama akan mengajarkan kita untuk 'mengucapkan doa' itu sebabnya hal tersebut harus dilakukan dengan cara tertentu, dengan metode dan bahasa tertentu. Sebaliknya iman percaya seseorang akan mengajarkan untuk 'berdoa' bukan sekedar 'mengucapkan doa'. Berdoa melibatkan keseluruhan hidup manusia, yaitu roh, jiwa dan penyembahan akan Tuhan, sebaliknya 'mengucapkan doa' dapat dilakukan sekedar oleh tubuh manusia, dimana kita sering menjadi lemah.

Selama ini saya berpikir murid-murid Tuhan memohon agar diajarkan cara bagaimana berdoa..., sehingga Tuhan Yesus mulai mengajarkan murid-muridnya dengan "Doa Bapa Kami",... Bukan demikian! Coba perhatikan kembali ayat lukas  11:1 murid-murid tidak berseru :"Tuhan ajarkan kami cara berdoa..." tapi mereka berseru : '"Tuhan ajarkan kami berdoa..." Methoda, posisi, tempat, tata krama berdoa itu tidak penting yang terpenting adalah hati yang siap untuk memulai berdoa, itulah perbedaan agamawi dan rohani. Adakah engkau ingin dan rindu untuk berdoa? Mulailah ambil keputusan untuk berdoa... Saran saya adalah, bangun pagi-pagi, sebelum melakukan apapun, mulailah berlutut dihadapan Bapa Surgawi dan bersyukur kepadaNya untuk segala sesuatu, bahkan untuk hal-hal yang belum terjadi sekalipun.

Ketika seorang mulai berdoa dan memuliakan Tuhan, apakah berarti Tuhan menjadi lebih besar? Tidak demikian, tapi yang pasti kita menjadi lebih sadar bahwa kita sangat kecil dan perlu Tuhan. Kerendahan hati kita mulai dibentuk ketika kita mulai berlutut dan berdoa. Kita mulai mengajar diri sendiri bahwa kita perlu Tuhan, Inilah rahasia kekuatan setiap anak-anak Tuhan, ketika kita secara sadar dan dengan disiplin untuk mencari wajah pertama-tama setiap hari-hari kita. itulah sebenarnya jeritan hati seorang murid yang berkata demikian: "Tuhan, ajarlah kami untuk berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Sebab jika engkau betul seorang murid Kristus, maka engkau akan dengan rela berlutut untuk mulai berdoa.

Berdoa tidak membuat Tuhan menjadi lebih besar atau lebih berkuasa, karena Dia memang maha kuasa, tapi berdoa akan mengajarkan kita untuk merendahkan hati kita untuk menyatakan kebesaran Tuhan dan mengakui keterbatasan diri sendiri. Berdoa menuntun kita untuk selalu berkata "aku perlu Tuhan" atau bagi yang menerima semua kebaikan atau tekanan hidup untuk tetap berkata: "semua ada karena Tuhan..." itu sebabnya doa yang paling berkenan adalah "pengurapan syukur". Alkitab mengajarkan 1 Tesalonika 5 :18 "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Mulailah tiap-tiap pagi berdoa dengan sekedar mengucapkan syukur... just say thank you Jesus...

Belajar Bertekun dan Mengembangkan Kapasitas

Belajar bertekun dan mengembangkan kapasitas - Kita sudah belajar dari firman Tuhan bahwa persiapan itu ternyata sangat penting. Dalam arti yang sangat nyata, persiapan bagi orang percaya diawali dengan doa yang merendahkan diri dihadapan Tuhan, namun juga akan mengajar dan menuntun orang percaya untuk mengatur strategi, menggunakan pikiran yang Tuhan berikan, mempersiapkan diri. Bagi anak-anak muda, para pelajar, persiapan selain berdoa juga akan melatih dirimu untuk belajar sunguh-sungguh. bagi para pekerja atau pengusaha, periapan berarti mengembangkan kapasitas, belajar kembali, mengatur strategi untuk untuk bisa lebih maju. Mempersiapakan diri untuk dipakai Tuhan berarti harus dalam keadaan siap ketika kairos atau waktu Tuhan untuk memberkati dan mengangkat kita telah datang, kita ada dalam keadaan siap. Adakah kita dapat itu? Dalam keadaan siap sedia untuk menerima berkat Tuhan?

Persiapan akan menuntun dan mengajar kita untuk mengembangkan kapasitas kita. Belajar formal maupun tidak formal adalah salah satu cara mengembangkan kapasitas yang paling nyata. Alkitab mengajarkan: "Lapangkanlah tempat kemah mu, dan bentangkanlah tanda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya: panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! sebab engkau akan mengembang ke kanan dan kekiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi." (Yesaya 54:2-3). Perhatikan sekali lagi, sebelum janji untuk mengembang kekanan dan kekiri dinyatakan, Israel dituntut untuk melapangkan tempat kemahnya, memanjangkan tali-tali kemahnya, dan memperkokoh patok patoknya, itulah pengembangan kapastas sebelum berkembang kekanan dan kekiri.

Setiap pribadi dari kita pasti rindu untuk menerima berkat untuk berkembang, bertambah-tambah dan bertumbuh, tapi coba jujur kepada diri sendiri, adakah kapasitas kita juga bertumbuh? Adakah patok-patok atau karakter kita diperkokoh? Adakah wawasan kita diperluas? Kapan terakhir kali engkau membaca dan menyelesaikan satu buku bacaan yang berguna untuk meningkatkan kapasitasmu? Sejujurnya, sebagian besar orang tidak pernah melakukan persiapan yang perlu untuk memperluas kapasitasnya. Tidak pernah rindu untuk belajar apalagi membaca buku, tapi mereka juga rindu untuk diperluas berkat dan pengaruhnya. Ada pepatah  English Kuno yang berkata " kehendak untuk menang tidak berarti apa-apa, sebab semua orang pasti ingin menang, tapi kehendak untuk MEMPERSIAPKAN kemenangan, itulah yang membuat perbedaan."

Persiapan yang ditindaklanjuti dengan melangkahkan kaki, atau bertindak untuk mengerjakannya adalah sama seperti kapal layar yang  siap untuk menerima angin untuk berlayar, kapal layar hanya mampu berlayar karena digerakan oleh angin yang meniupnya, namun jika layar itu sendiri tidak dikembangkan, bagaimana mungkin angin yang bertiup bisa digunakan untuk menggerakan kapal tersebut untuk berlayar? Itulah alasan mengapa ketika datang kesempatan yang Tuhan kerjakan dalam satu kota atau satu bangsa, ada yang mengalami kelimpahan dan ada yang tidak. Ketika badai besar datang, ada kapal yang di buat terbalik, ada yang diangkat tinggi, lebih tinggi dari badai itu sendiri. Dimana perbedaannya? Apakah Tuhan pilih kasih? Atau mungkin kita sendiri yang tidak pernah memiliki persiapan untuk menerima kesempatan yang Tuhan buat?

Pastikan mulai sekarang tiap-tiap kita melatih diri kita sendiri untuk mempersiapkan "gelombang besar" yang akan Tuhan tetapkan terjadi melawat hidup  kita, dan ketika gelombang lawatan itu datang, kita dalam keadaan siap untuk menerima berkat, menerima kesempatan, menerima kemurahan Tuhan tersebut sama seperti lima anak dara yang bijaksana, yang mempersiapkan minyak cadangan sambil menunggu mempelai pria, yaitu Kristus sendiri, belajar lagi, bekerja lebih sungguh-sungguh lagi, belajar bertekun dan mengembangkan kapasitas, satu kali nanti, pada saat yang tidak disangka-sangka, engkau akan melihat , "it,s pay day someday..." "Ada hari pembayaran upah satu kali nanti" Jesus Love You

Berhati-hatilah pada Posisi dan Kekayaan

posisi dan kekayaan
Berhati-hatilah Pada Posisi dan Kekayaan - Pada akhirnya yang dikejar oleh iblis dari semua godaan dan cobaan  yang iblis kerjakan adalah hanya untuk satu tujuan, yaitu menjadi Tuhan atas kita. Ketika iblis gagal untuk membangkitkan kedagingan Yesus dan juga dida gagal untuk mendorong keangkuhan Yesus, akhirnya iblis membuka kedoknya sendiri: "...sembahlah aku...". Jangan pernah menganggap remeh untuk jatuh didalam hal kedagingan dan keangkuhan diri sendiri, sebab pada akhirnya, semua itu akan berujung kepada penyembahan kepada ilah-ilah lain yang bukan tuhan. karena Yesus sudah berhasil memenangkan kedua masalah dasar kejatuhan manusia , yaitu kedagingan dan kesombongan. Dia pun bisa menang atas penyembahan kepada iblis.

Sebelum iblis membuka kedoknya yang sebenarnya, yaitu ingin disembah, iblis melakukan 2 hal pertama yang juga dia lakukan kepada banyak orang percaya: dia menekan untuk menjatuhkan yaitu pengusik kedagingan kita, dan jika itu tidak berhasil dia lakukan, maka dia mendorong keatas, atau memuliakan dan membawa penghormatan yang begitu luar biasa. Umumnya, hal kedua ini jauh lebih berat daripada yang pertama, sebab penghormatan dan posisi itu begitu manisnya dan sulit untuk dikesampingkan. Bersamaan dengan posisi akan datang kekayaan, pengakuan manusia, kemewahan, dan tentunya juga hormat. Namun jika kita berhasil untuk menang seperti Yesus, kita tidak akan terjerat kepada penyembahan berhala, yang bisa berbentuk hormat itu sendiri.

Posisi dan kekayaan bukan sesuatu yang salah dan berdosa, namun bisa menjadi jerat yang sangat mematikan ketika kita tidak kuat menanggungnya. Konon seorang raja tua memberi pesan penting kepada anaknya, calon raja muda :"Kedudukan dan kekayaan  itu sesuatu yang berbahaya, semakin kita dipercayakan posisi dan kekayaan, semakin banyak kita dituntut bertanggung jawab." Saya percaya pesan itupun masih berlaku bagi kita semua, anak-anak Raja segala raja, semakin kita dipakai dan diberkati Tuhan, semakin besar tanggung jawab kita dihadapkan Tuhan. Jangan  sampai posisi dan kekayaan itu menjadi binatang buas yang menerkam kita, itu harus ditundukkan dibawah kuasa Roh Kudus, bukan kita yang tunduk kepada kekayaan.

Bilamanakah kekayaan dan kemegahannya menjadi tuhan atas kita? Lihat perkataan iblis yang ditulis di Injil Matius ketika kita "sujud menyembah aku(iblis)" Kata sujud artinya bertekuk lutut, dikuasai, diperhamba, dan tidak berdaya, itulah arti "sujud" dan dalam keadaan seperti itu, kemudian kita "menyembah" kekayaan itu sendiri, membuat dia sebagai tuhan dimana tanpa-nya kita tidak bisa hidup , sehingga habis habisan kita akan pertahankan kekayaaan tersebut. Kekayaan itu tidak salah, semua orang membutuhkannya, bahkan jika kita pergunakan dengan bijaksana, kita akan dibantu dan diperingan olehnya, namun ketika kita yang sujud kepadanya, sebenarnya itulah yang sedang disembah, bukan sekedar kekayaan semata.

Berhati-hatilah pada posisi dan kekayaan
Bileam didalam Kitab Bilangan 22-24 dikenal sebagai seorang nabi Tuhan yang perkataannya sangat diperhitungkan bukan hanya dihadapan manusia, namun terlebih dihadapan Tuhan, Nlak, raja Moab, telah berusaha untuk mengupah bileam untuk melanggar kebenaran Firman Tuhan dengan menyumpahi barisan rakyat israel yang sudah diberkati Tuhan. Tergoda karena "upah" yang begitu besar, Nileam telah berulang kali mencoba menghianati Tuhannya yang sudah dia layani seumur hidupnya. Pda Akhirnya, saat matinya Bileam dikenal sebagai "tukang tenung". sekalipun sesungguhnya dia adalah "abdi Allah yang diurapi". Semua itu terjadi karena dia telah sujud lalu menyembah kekayaan yang kemudian menjadi tuhannya.

Janganlah Engkau Bersungut-Sungut

Janganlah engkau bersungut-sungut - Persungutan atau berbantah adalah lawan kata dari mengucap syukur. Satu dosa orang Israel yang begitu menusuk hati Tuhan ketika mereka dibawa keluar oleh tangan Tuhan yang kuat adalah dosa persungutan. Alkitab menjelaskan salah satunya demikian: "Di padang gurun itu bersungut-sungut lah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; dan berkata kepada mereka semua: Ah, kalau kami mati tadinya ditanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar kepadang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." (Keluaran 16:3). Coba simak baik-baik perkataan mereka, secara nyata orang Israel yang sedang bersungut sungut tersebut menggangap bahwa duduk menghadap kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang "SEBELUM BERAKHIR MATI" itu lebih baik dari pada "HIDUP TAPI TANPA DAGING" Bukankah itu pikiran yang gila?

bersungut-sungut

Persungutan bukan hanya merupakan satu tindakan yang membuktikan bahwa kita bukanlah manusia yang tidak bisa bersyukur, namun juga persungutan membuat pikiran sehat kita menjadi buntu dan kacau. Iman percaya kita dibuat menjadi begitu  tumpul dan tidak berdaya, sehingga kita tidak bisa melihat kebesaran Tuhan yang sedang beracara didalam hidup kita. Persungutan sesungguhnya sama saja dengan kita mengatakan bahwa "Tuhan telah salah bertindak", dan  kita tidak setuju dengan apa yang Tuhan lakukan, sehingga akibatnya kita bersungut-sungut akan apa yang terjadi di sekitar kita, akan kedaulatan Tuhan. Iman percaya orang yang bersungut sungut menjadi mati dan tidak difungsikan, dan oleh karenanya kita tidak bisa lagi mempercayai perkerjaan tangan Tuhan.

Firman Tuhan menegaskan arti "percaya" yang membuat orang diselamatkan. Apakah dengan sekedar mengatakan bahwa Kristus itu Tuhan, perkataan tersebut membuktikan bahwa kita sungguh-sungguh orang percaya yang akan diselamatkan? Alkitab menerangkan seperti berikut: "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan PERCAYA DIDALAM HATIMU, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." (Roma 10:9) Kenapa tidak cukup diucapkan oleh bibir kita? Sebab jika sungguh-sungguh hati kita percaya, maka ucapan bibir bukan sekedar berkata "aku percaya", tapi  TIDAK menyatakan "aku tidak percaya". artinya tidak ada perbantahan, persungutan terhadap apa yang Tuhan kerjakan di dalam kehidupan kita. Apakah kita bisa berkata dengan jujur, "semua yang Tuhan buat itu baik bagiku?"

Janganlah engkau bersungut-sungut
Jika kita sadar bahwa persungutan dan perbantahan tidak sekedar sisa-sia belaka, namun sesungguhnya penolakan akan kedaulatan Tuhan, tindakan yang menantang Tuhan, masihkah kita mau terus hidup didalam pemberontakan akan Tuhan? Kenapa hati Tuhan begitu terluka akan persungutan dan perbantahan orang Israel , sampai sampai mereka dihabisi di padang gurun? Sebab mereka secara sadar telah menantang Tuhan Allah semesta langit dan bumi, yang sekalipun sudah begitu mengasihi mereka, membebaskan mereka dari perbudakan, namun hati mereka tidak benar-benar percaya. Hari ini, percayakah saudara akan Tuhan-mu? Jika engkau sungguh sungguh percaya, mungkinkah mulutmu, perbuatanmu menantang dan memberontak kepada-Nya dengan bersungut sungut dan berbantah-bantah?

Kitalah Harta Kesayangan Tuhan

harta kesayangan Tuhan
Kitalah Harta Kesayangan Tuhan - Di dalam rumah kita, ada barang-barang yang tidak berharga yang tidak terlalu menyita perhatian kita apalagi membutuhkan perawatan dan penanganan khusus, umumnya barang-barang kurang berharga seperti itu, kita tempatkan seadanya, tidak ada perlakuan khusus, tentu kita tidak akan mengorbankan barng-barang lain demi menjaga barang mulia yang bernilai tersebut. Namun ada juga mungkin barang -barang yang bernilai sekalipun belum tentu mahal harganya, namun karena barang tersebut bernilai bagi kita, seperti kalung emas pemberian mama atau oma sebelum meninggal, cincin kawin, atau lain-lainnya. Demi untuk menjaga barang barang tersebut, harga yang mahal akan kita bayar untuk menjaganya, bahkan barang-barang lain kita korbankan untuk memberi tempat bagi yang bernilai atau berharga tersebut. Tahukah saudara , bagi Tuhan, saudara sebagai pewaris janji Abraham, menurut perkataan Tuhan sendiri, engkau adalah '... harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa,...'

Sebagai harta kesayangan Tuhan sendiri. Tuhan telah rela menunjukan keberpihakan-Nya kepada Israel dibandingkan terhadap Mesir. Tuhan memberlakukan tulah demi tulah bagi Mesir demi untuk membebaskan Israel dari tangan Mesir. Sama seperti seorang wanita yang merelakan lemari hiasannya di kosongkan dan menjual atau melepaskan barang-barang yang ada didalamnya, hanya sekedar memberikan ruangan untuk menempatkan , harta kesayangannya' disana. Sadarkah saudara bahwa bagi Tuhan, engkau begitu berharganya sampai-sampai Dia menganggap engkau dan saya sebagai harta kesayangan-Nya sendiri? Bahkan bagi Dia, engkau lebih berharga dibandingkan dengan semua ciptaan-Nya yang lain, sampai sampai Dia sendiri menantang, "...sebab Akulah empunya seluruh bumi..." masih kah ada kekawatiran didirimu? Baca Juga : Takut Akan Tuhan Tidak Akan Kekurangan

Bukan hanya Tuhan menegakkan keadilan demi untuk membela harta kesayangan-Nya, Dia juga menopang kita sama seperti induk rajawali mendukung anak-anaknya diatas sayapnya. Tahukah saudara bagaimana cara induk rajawali mendukung anak-anaknya diatas sayapnya? Dengan sengaja seekor induk rajawali menggoyang balikan sarangnya sendiri demi untuk mengajar anak-anaknya, namun ketika sang anak rajawali itu hampir jatuh, secepat kilat sang induk datang menukik dan kemudian menggendong anak rajawali tersebut diatas sayapnya... itulah yang dimaksud bahwa Tuhan mendukung kita diatas sayap rajawali. Sebagai harta kesayangan Tuhan, kita akan diajar, dididik, dan dibentuk agar hidup kita tidak sisa-sia, namun ketika kita gagal, kita tidak dibuang, tapi diangkat kembali, sebab kita harta kesayangan Tuhan. Tidakkah kita patut bersyukur bahwa kita dikasihi Tuhan bukan sebagai barang mati yang tidak bergerak, namun seperti seorang anak kesayangan yang diajar dan dibentuk oleh tangan bapanya.

Sebagai harta kesayangan Tuhan, yang disayangi Tuhan, ditopang dengan sayap rajawali, dibela dan dijaga, adakah sesuatu yang perlu kita khawatirkan? Perhatikan bagian terakhir dari ayat Keluaran 19:3-5, '... sebab Akulah yang empunya seluruh bumi...' Kenapa harus dipertegas oleh Tuhan bahwa Dialah yang empunya seluruh bumi? Tujuannya adalah agar kita menjadi sadar bahwa Sang pemilik seluruh bumi itu menjaga dan memelihara harta kesayangan-Nya. Seorang anak miskin di India yang putus sekolah bertemu dalam satu kesempatan dengan Bill gates, pemilik microsoft dan orang terkaya di bumi, melihat beban dari raut anak kecil tersebut, Bill bertanya, apa yang menyusahkan hatimu? Anak itu berkata, dia ingin sekolah, tapi orangtuanya tidak mampu membayar uang sekolahnya... Bill lalu berkata, 'saya yang akan tanggung seluruh biaya sekolahmu sampai kamu selesai penuh, sejauh mana kamu mau belajar, saya yang akan bayar biayanya...' Mungkinkah ada kegalauan dan kekhawatiran lagi diraut anak tersebut? Kenapa bisa tiba-tiba hilang? Sebab seorang Bill Gates sudah berkata, dia yang jamin, dan Bill Gates adalah orang kaya raya. Siapakah yang berkata padamu hari ini: 'Aku yang mendukung engkau... sebagai harta kesayangan Ku sendiri...' Bukankah Dia Tuhan yang empunya seluruh bumi? Masihkah engaku takut? Kitalah harta kesayangan Tuhan.

Tidak Membela Diri

Tidak membela diri - terlalu banyak perkara yang kita habiskan untuk perkara-perkara yang entah tidak memiliki nilai kekekalan atau bahkan sama sekali sia-sia dibandingkan justru dengan perkara-perkara yang memiliki nilai kekekalan. Coba kita jujur, berapa banyak usaha dan waktu yang kita buang untuk membela dan mempertahankan reputasi kita dihadapan orang banyak? Sehingga kita mulai bertingkah seperti pemain sinetron atau para politisi yang berkata dan bertindak sekedar untuk mencitpkan "image yang baik" dihadapan para penonton dan belum tentu image yang kita pertontonkan tersebut sama dengan hidup kita yang sesungguhnya. Sebaliknya, Yesus justru tidak begitu perduli akan apa kata orang dibanding apa kata Bapa yang di Surga. Yesuslah contoh dan panutan kita.

Bayangkan Yesus yang sedang diadili dengan segala macam perktaan tuduhan yang dipelintir oleh orang-orang yang membenci-Nya, yang menginginkan kematian-Nya dengan berani menghalalkan segala mcam cara. Saksi palsu yang telah menerima uang suap sedang bersandiwara melontarkan tuduhan yang diarahkan kepada Yesus. Ingat bahwa saat itu, Yesus sekalipun Allah 100 %, Dia juga manusia 100% yang punya daging dan perasaan. Setelah semua tuduhan yang busuk  Dia dengarkan, kini tiba saatnya untuk membela diri dan membersihkan nama baik-nya. Namun lihat apa yang Dia lakukan, ''...Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab...''(Markus 15:4-5). Baca Juga: Kerelaan hati yang tepat untuk dibentuk.

Seseorang yang lemah lembut bukanlah orang yang tutur bahasanya halus, bicaranya pelan-pelan, atau cengar-cengir (tersenyum) setiap kali berbicara. Lemah lembut itu bicara mengenai hati dan karakter. Jika Yesus itu mengejar reputasi semata , maka tidak diberi  kesempatan membela diri pun, Dia akan membela diri dan angkat bicara untuk bela diri. Tapi Yesus memilih diam ketika tuduhan palsu dan caci maki dilemparkan kepada-Nya. Inilah teladan kita, jangan membela diri. Biarkan Tuhan saja yang bekerja dan membela diri. Dia tetap Tuhan yang sanggup dan mengerti segala sesuatu, tidak perlu ada pengacara yang mewakili kita untuk membersihkan nama baik dan reputasi kita. Seperti itulah sikap anak Tuhan seharusnya.

Pada akhirnya, semua "kata orang" tidak akan lagi memiliki arti sama sekali, sebab tidak seorang-pun dapat membela kita dihadapan tahta pengadilan Bapa Surgawi. Hanya Kristus sendiri yang berhak untuk melakukan pembelaan dan pengadilan dan pembelaan-Nya itu menentukan akhir dari segalanya, termasuk dimana kita akan mengisi kekekalan. Perempuan sundal yang tertangkap basah dan siap untuk dirajam, sama sekali tidak membuka mulut, dia hanya tertuduk menantikan penghakiman Kristus, sekalipun mungkin dia memiliki seribu alasan kenapa dia sampai berzinah. Namun syukur kepada Tuhan, yang dia terima justru belas kasihan Tuhan, bukan penghakiman.

Apa yang membuat dunia heran melihat kita? Bukan kekayaan akibat berkat Tuhan yang ada pada kita, sebab orang yang tidak kenal Tuhanpun banyak yang kaya raya dan sepertinya diberkati. Bukan juga karena kehebatan dan kepandaian, fasih bicara kita, tidak sedikit orang yang tidak kenal Tuhan pandai dan memiliki kharisma berbicara yang luar biasa. Tapi satu hal ini akan membuat semua orang terheran-heran melihat kita, yaitu ketika kita bisa dengan tenang dan sabar ditengah tengah tuduhan dan caci maki, tanpa merasa perlu untuk membela diri. Bukankah itu juga yang membuat Pilatus heran? "...Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau! Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus menjadi HERAN."

Kekuatan Dari Kelemahan Dalam Kuasa Tuhan

kekuatan dari kelemahan
Kekuatan dari kelemahan dalam kuasa Tuhan - Hal kecil yang kadang dianggap tidak berarti bahkan cenderung disebut sebagai kelemahan tapi justru menjadi sumber berlakunya rencana besar Tuhan atas kita diumpamakan oleh Firman Tuhan sebagai: "semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,..." Kecil, tidak berarti, tidak kuat, namun ada pandangan besar yang perlu diperhatikan oleh orang percaya dari binatang semut ini. Kalau boleh saya katakan, kekuataan hikmat ini adalah: "the power of preparation - atau kekuataan dari satu persiapan". Tahukan saudara apa bedanya lotere dengan berkat? Bedanya yang satu tidak memerlukan usaha apapun untuk mendapatkannya, bangun tidur dengan malasnya, untung-untungan dapat lotere tanpa usaha apapun, sebaliknya berkat Tuhan adalah sesuatu yang diperoleh akibat kekuatan yang Tuhan berikan yang dengan jelas dikatakan di Ulangan :18 "Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan,..." Berkat Tuhan didapatkan lewat kekuatan yang Tuhan berikan, lewat kerja keras melalui kekuatan, hikmat yang dari Tuhan.

Jika berkat Tuhan itu kita terima lewat kekuataan yang Tuhan berikan dan kerja keras yang kita setia lakukan, barulah kita akan mengenal dan memahami rahasia pertama yang kitab Amsal ini nyatakan, yaitu "the power of preparation atau kekuatan dari satu persiapan". Ada satu kekuatan yang luar biasa yang jika saudara dan saya lakukan dengan sungguh-sungguh, jika saja kita bersedia untuk berlelah-lelah untuk membuat persiapan-persiapan dalam rangka apapun yang hendak kita capai, maka kita akan melihat perbedaan yang luar biasa. Tidak ada orang luar biasa yang tampi dalam bidang apapun tanpa satu perjalanan persiapan yang melelahkan, semua harus melewati proses ini, orang yang sukses memulai kesuksesannya sejak anak-anak melalui persiapan belajar dan berlatih sungguh- sungguh, semua tokoh-tokoh Alkitab yang berhasil memiliki waktu persiapan, yaitu doa-doa pribadi sebelum mencapai rencana besar yang Tuhan sediakan bagi mereka.

Semut yang kecil sadar akan kelemahannya, dia tidak seperti ular yang mampu makan sekali selama beberapa bulan, lalu tidur dan membenamkan dirinya selama musim dingin setelah memangsa satu makanan yang cukup besar yang ditelan hidup-hidup. Tubuh ular bisa begitu elatisnya sampai dia mampu menelan mangsa yang jauh lebih besar dari diameter tubuhnya. Namun semut tidaklah demikian. Semut perlu makan secara rutin tiap-tiap hari, termasuk di musim dingin, sama seperti manusia. Itukah sebab nya semut memiliki hikmat untuk merubah kelemahannya menjadi kekuatan, itulah yang saya sebut sebagai 'the power of preparation kekuatan untuk melakukan persiapaan'. Dalam hak yang sama, Tuhan melalui kitab Amsal mendorong kita para pemalas untuk belajar dari semut :Amsal 6:6 "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak".

Kekuatan dari kelemahan dalam kuasa Tuhan.
Bagi para pemalas, dengarkanlah Firman Tuhan, belajar dari semut berarti: rendahkan dirimu! Jika semut dianggap Tuhan layak menjadi gurumu, berarti engkau perlu belajar rendah hati dan meniru perilakunya, kedua berhenti menjadi ular yang hanya bermalas malasan dengan tidur sepanjang musim menanam dan menabur! Jika engkau beserta keluargamu tidak mau mati dimusim dingin, dan suatu kali nanti jika anak-anak mau sekolah, belajar bekerja keras dan menabung, itulah persiapan yang merupakan kekuatan orang-orang benar, kekuatan dari kelemahan dalam Kuasa Tuhan 'the power of preparation'. Kelemahan dan keterbatasan yang selama ini dianggap sebagai aib atau beban buruk, justru itulah titik balik yang bisa Tuhan jadikan sebagai awal keberhasilan kita.


Jesus love you, renungan harian kristen.

Menjadi Orangtua yang Bertanggung Jawab

menjadi orang tua yang bertangggung jawab
Menjadi orang tua yang bertanggung jawab - Hampir semua kejahatan atau kekerasan yang terjadi pada anak-anak muda itu di akibatkan atau dimulai dari dalam rumah tangga yang hancur, dimana papa tidak lagi berfungsi sebagai papa apalagi imam, sehingga anak-anak belajar karakter dari orang lain, mama lebih suka bersolek dan menghambur-hamburkan uang untuk dirinya sendiri daripada untuk kebutuhan anak-anak maka kadang anak-anak harus hidup seperi pengemis dan mengharapkan belas kasihan orang lain, atau bekerja dan tidak punya harapan atau masa depan, tidak ada waktu dan keterbukaan didalam rumah tangga, sehingga anak-anak hidup dengan diinjak-injak atau dikuasai binatang-binatang liar, dikuasai oleh para Bandar, para penghasut atau kuasa-kuasa jahat, namun anehnya, orang tua seperti itu mengepak kepakan sayapnya dengan gembira dan rasa lega. Di luar maupun didalam gereja, padahal anak-anak merana karena hidup terinjak-injak. Para orang tua, mintalah hikmat dan pengertian yang benar, berjuanglah untuk hikmat dan pengertian yang benar, berjuanglah untuk anak-anak kita sendiri! bertanggung jawab lah!

Kepada para orang tua yang berfikir bahwa tugas ktia akan selesai pasa saat kita melahirkan anak-anak, pikirkanlah kembali, mintalah hikmat dan pengertian yang dari Tuhan, sebab tugas kita yang terendah sebagai orang tua adalah 'melahirkan anak-anak' namun setelah itu, ada tugas untuk memelihara dan memberi makan anak-anak yang Tuhan percayakan kepada kita, mendidik dan mengajarkannya untuk bisa tumbuh dan menjadi dewasa, untuk bisa mengenal penciptanya dengan benar, Itulah tugas-tugas para orangtua jika setiap orang tua memiliki hikmat dan pengertian yang benar seperti itu, maka tidak akan da 'burung-burung unta' di komunitas kita, di dalam gereja atau di bangsa ini. Tidak akan ada seperti anak-anak burung unta di masayarakat kita. Binatang-binatang liat berbicara tentang kenajisan, kekerasan, kejahatan, kedurhakaan, dan semua bentuk bentuk dosa. jika saja semua orang tua yang memiliki anak-anak sadar betul posisis dan tugasnya dihadapan Sang Pencipta, bukan sekedar mengerti hak-haknya sebagai warga negara atau anggota gereja, maka anak anak kita akan terselamatkan dari injak-injak binatang liar.

Kebodohan para orang tua bukan saja dalam bentuk ketidak perdulian, tapi juga dalam bentuk 'kekerasan', lihat kembali apa yang dilakukan burung unta:'...ia memperlakukan anak-anaknya dengan keras, seolah -olah bukan anaknya sendiri; ia tidak perduli,' Didiklah anak-anak, namun bukan dengan kekerasan, jika anak-anak kita salah, tegurlah dia, namun jangan permalukan mereka, jangan sakiti hatinya, jika kita telah salah, jangan ragu-ragu untuk minta maaf kepada anak-anak kita sendiri, itulah hikmat berhenti untuk hidup seperti burung unta, sebab burung unta hanya akan melahirkan burung unta, yang tidak akan pernah terbang apalagi terbang tinggi. jika engkau rindu melihat anak-anakmu satu kali nanti terbang tinggi seperti rajawali, berhenti berlaku seperti  burung unta, rawat dan didiklah anak-anak kita untuk  menjadi rajawali bukan burung unta yang bersenang-senang sendiri tanpa bertanggung jawab.

Menjadi orang tua yang bertanggung jawab
Pada akhirnya, burung unta akan menemukan anak anak yang telah Dia lahirkan menjadi sia-sia. Itulah kehancuran rumah tangga. tidak sedikit orang tua yang menangis dengan menggigil atau menggertakan gigi ketika bercerita tentang ank-anaknya. Hancur total hidup anak-anak mereka, dan ketika itu terjadi ketika kita sudah terlalu tua untuk melakukan apa-apa, bukankah itu malapetaka besar? Hari ini, mari kita berubah dan bertobat! jangan ulangi lagi kebodohan burung unta, hiduplah dengan penuh tanggung jawab dan sangat hati-hati. Jangan lagi lakukan kebodohan. jangan bermalas-malasan dan bersenang-senang dengan menghamburkan-hamburkan uang yang Tuhan percayakan kepada kita, tapi hematlah dan sisihkan untuk kehidupan anak-ank kita. Bantu anak-anak kita untuk meraih cita-citanya dan masa depannya. Itulah karakter rajawali, karakter bertanggung jawab, yang telah engkau terima dari Bapamu yang di Surga.

Beginilah Seharusnya Berpuasa yang Benar

berpuasa yang benar
Beginilah Seharusnya Berpuasa yang benar - Agama cenderung mengajarkan dan menitikberatkan kepada hal-hal yang jasmani dan bersifat ritual, namun Tuhan lebih peduli dengan sikap hati'. Agama mengajarkan sunat secara jasmani, termaksud orang-orang Yahudi sampai hari ini, sebaliknya Tuhan peduli kepada 'sunat hati' (Roma 2:29). Puasa adalah salah satu bentuk lain dari ritual-ritual keagamaan dan bentuk ritual ini dipraktekkan, setahu saya oleh seluruh agama-agama yang ada di muka bumi, termaksud agama Kristen dan Katolik. Namun sering kali, kekuataan yang terkandung didalam puasa tersebut tidak sungguh-sungguh di pahami oleh banyak orang percaya, sehingga berpuasa dan ber-diet hampir-hampir tidak ada bedanya. Puasa yang sering kita kenal hanyalah berkisar dan dibatasi oleh sekedar menahan lapar dan haus untuk tidak makan dan tidak minum, benarkah demikian? Seperti itulah hari-hari puasamu?

Ada satu 'rasa lapar' yang bergejolak lebih kuat daripada perut, itulah yang kita kenal sebagai lapar akan harga diri dan selfishness atau egois. Tuhan lebih perduli akan pertumbuhan manusia batiniah kita daripada  sekedar manusia jasmaniah kita (1 petrus 3:4). Dengan demikian, memerangi kekuataan lapar dan haus akan harga diri dan ke egoisan jauh lebih diperhatikan oleh Tuhan. Berpuasa yang benar yang Tuhan rindukan dari setiap kita bukanlah sekedar menurunkan berat badan atau menyiksa diri, tapi mematahkan bahkan mematikan 'keangkuhan atau harga diri sendiri' dan ke egoisan kita. Jika kita berkata, memang seperti itulah puasa-puasa saya selama ini, betulkah demikian? Jika satu kali makan direstaurant engkau dan keluargamu meghabiskan uang 1 juta rupiah, satu hari berpuasa, engkau menahan 2 kali makan, adakah uang untuk makan tersebut engkau berikan kepada janda-janda dan anak-anak yatim, supaya merekalah yang makan jatah makananmu? Adakah tenaga akibat makan-makananmu engkau gunakan untuk menolong perkara anak yatim dan orang tertindas?

Jika puasa-puasa kita selama ini hanyalah sekedar untuk mencapai 'good felling' atau rasa puas akan diri sendiri, rasa bangga telah berhasil untuk lebih rohani, merasa lebih kuat dan lebih berkenan karena sudah berpuasa dengan benar, bukankah itu yang dilakukan juga oleh para farisi dan orang-orang beragama? Semua hal-al tersebut dikerjakan oleh para agamawi untuk diri sendiri, untuk kebaikan diri sendiri, supaya dilihat lebih rohani, bagaimana mungkin hal-hal demikian bisa menjadi berkat untuk orang lain atau berdampak bagi orang lain? Apakah seperti itu berpuasa yang benar?

Berpuasa yang benar
Renungkan kebenaran ini, agama cenderung merubah yang diluar dengan harapan bisa merubah yang didalam, seperti obat oleh remasaon, diolesi diluar dengan harapan bisa meresap kedalam. Roh Kudus sebaliknya bekerja dari dalam dan kemudian tercermin ke luar. Perubahan yang dikerjakan Roh Kudus dimulai dari dalam, dan bukti pasti bahwa Roh kudus sudah mulai bekerja di hidup seseorang adalah, dari luarnya akan nampak, itulah yang disebut buah-buahnya.... perkataan mulutnya, perbuatannya, pola pikirnya dst. Jika puasa saudara dan saya benar, maka pasti belenggu-belenggu kelaliman akan engkau putuskan, tidak lagi perbuatanmu, caramu berbisnis, tutur katamu kental dengan kelaliman atau kelicikan, dan bukan kita yang tahu, sebab kita cenderung berfkir kita selalu benar, tapi rekan usaha kitalah yang akan menilai... Orang disekitar kita yang akan tahu pasti apakah tutur kata kita benar dan bijaksana...

Demikian lah renungan hari ini, sekira nya dapat menjadi acuan kita bagaimana seharusnya kita berpuasa yang benar, God Always Bless you^^

Berjalanlah Bersama Tuhan dan Jagalah Hidupmu

berjalanlah bersama Tuhan
Berjalanlah bersama Tuhan dan jagalah hidupmu- Ketika badan kita mulai terasa kurang fit, hidung seperti sedikit tersumbat, suhu badan mulai meningkat, kita mengetahui bahwa itu merupakan tanda-tanda awal dari satu penyakit flu atau panas dalam. Ketika ada beberapa lampu di dustboard mobil kita yang menyala, seharusnya kita dapat memahami bahwa ada satu atau lebih bagian dari kendaraan kita yang salah atau rusak. Jika mobil kita bahkan tubuh sendiri dapat memberikan tanda-tanda yang memberikan signal akan masalah yang ada pada tubuh kita atau mobil kita, tidakkah seharusnya juga ada tanda-tanda yang memberikan signal masalah yang ada pada tubuh kita atau mobil kita, tidakkah seharusnya juga ada tanda-tanda yang dapat memberikan indikasi akan kondisi hati kita yang sesungguhnya. Sama seperi isi perut kita akan tercium melalui nafas yang keluar dari mulut kita, demikian isi hati kita, sepandai pandainya kita bersandiwara, akan datang saatnya, dimana tanpa dirancang-rancang, tanpa diskenariokan, mulut kita akan tiba-tiba saja mengucapkan perkataan yang melukiskan keadaan hati kita yang sesungguhnya.

Lama-kelamaan bersandiwara itu melelahkan, kita tidak akan terus-menerus mampu bersandiwara dengan berkata-kata manis dan seakan akan baik. Perkataan mulut kita suatu ketika akan mengucapkan isi hati kita yang sesungguhnya... Pernahkah saudara sadar dan terkejut akan perkataan mu sendiri? kenapa saya bisa berkata seperti itu? Entah itu perkataan marah yang keluar secara spontan, atau perkataan hujatan yang sangat-sangat nyelekit dan sangat menyakiti hati orang lain,atau satu kelompok orang tertentu? Sesungguhnya, itulah yang Tuhan kerjakan untuk menunjukan kepada dirimu sendiri akan betapa bobroknya isi hatimu. Jika saja kita mau melembutkan hati kita sendiri, dengan mengevaluasi dari waktu ke waktu perkataan mulut kita maka kita akan dibuat mengerti akan 'dosa tersembunyi yang tidak kita sadari' dan membawa dosa tersebut ke kaki Tuhan dalam doa dan pertobatan kita. Berjalanlah bersama Tuhan dan jagalah hidupmu.

 
Lebih berbahaya lagi ternyata dosa yang tidak kita sadari jika tidak segera di putuskan, akan bertumbuh seperti kanker dan akibatnya hal tersebut dapat menghancurkan hidup kita seluruhnya . Coba perhatikan kembali Pekataan Mazmur 19:13 "Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.'' Ternyata dosa yang tidak kita sadari, pada saatnya akan bertumbuh menjadi cikal bakal penyesatan! Benar, menjadi dasar penyesatan. Tahun 60-an, dimulai dari satu pengajaran yang benar, David Berg yang kemudian dikenal sebagai David Moses, bertumbuh kemudian menjadi pemimipin dari satu sekte yang kita kenal dengan sebutan COG (Children Of God). Dalam secte tersebut, David Moses mengajarkan begitu banyak penyesatan, termaksud hidup komunal, sex bebas diantara pengikutnya, mendewakan diri dsb. Sesungguhnya, benih-benih kebususkan tersebut sudah lama tercium dan terdeteksi ketika David Berg masih hidup sebagai seorang hamba Tuhan yang benar dan berjalan sesuai Firman Tuhan. Dalam banyak kesempatan . rekan -rekan sepelayanannya mengingat bagaimana David Moses terkadang terbesit perkataan-perkataan kenajisan yang sebenarnya tidak pantas diucapkan seorang hamba Tuhan, ada kalanya perkataan yang terlalu membesarkan diri sendiri atau keangkuhan seakan-akan dia ingin merasakan menjadi 'seperti Tuhan'. Jika saja David Moses atau orang disekitarnya berani untuk terang-terangan berbicara dengan dia untuk menyadarkan akan betapa bahayanya kebusukan hatinya yang dimanifestasikan melalui perkataan mulutnya, saya percaya masih ada jalan keluar untuk memulihkan dirinya.

Berjalanlah bersama Tuhan dan jagalah hidupmu
Kita sudah belajar mengenali akan betapa rentannya hati kita akan dosa-dosa yang bahkan tidak kita sadari. lebih lagi bahkan dosa-dosa terselubung itu bisa menjadi sumber penyesatan kepada kita sendiri. jangan anggap remeh mulut yang sering menyembur-nyemburkan kesombongan atau membesar-besarkan diri sendiri, sebab itulah yang terjadi atas Lucifer sebelum dia jatuh!! Jangan anggap remeh mulut yang sering mengucapkan perkataan kotor atau perkataan genit-genit, seakan akan lucu dan menghibur, itulah bukti betapa angkuhnya dan najisnya hati kita, jangan anggap remeh mulut yang sering berkata merendahkan suku atau golongan tertentu, sebab itulah bukti kebencian yang mulai membusuk, jika semua itu tidak cepat cepat dibereskan, kebusukan tersebut akan menghancurkan rumah tangga kita, bahkan hidup kita sendiri. Tuhan memperlengkapi kita dengan tanda-tanda kondisi hati kita melalui perkataan mulut kita, dan jika kita jujur dan rendah hati, kita masih bisa dipulihkan. Mulailah membiasakan diri untuk menganalisa kembali perkataan-perkataan kita sendiri!


Semoga renungan harian kristen ini dapat menumbuhkan rasa iman percaya kita terhadap Firman Tuhan, Jesus love you so much. 

Kerelaan Hati untuk dibentuk

kerelaan hati
Kerelaan hati untuk dibentuk - Kita mengenal bahwa masalah utama yang paling sering dihadapi oleh anak-anak Tuhan adalah di jiwa manusia itu sendiri. Pikiran yang sering menerawang begitu liarnya, perasaan yang terombang- ambingkan oleh keadaan dan kondisi sekitar kita, namun yang terutama adalah kehendak manusiawi kita yang liar. Kita memahami betapa pentingnya untuk menyalibkan kehendak kita dibawah kedaulatan Allah, dan dengan demikian, kehendak Tuhan sendirilah yang akan kita kerjakan. Baru dengan cara itulah kita dapat "...berkenaan kepadaNya dalam segala hal, dan memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,"

Begitu banyak anak-anak Tuhan yang begitu mudah menyama ratakan bahwa semua masalah itu bisa selesaikan dengan di doakan dan ditumpang tangan, atau kadang bila perlu, dilepaskan dan ditengking. Jika itu benar, maka tidak perlu lagi bagi anak-anak Tuhan untuk bertumbuh dan menyangkal diri. Proses pertumbuhan menuju kedewasaan yang Alkitab ajarkan harus berjalan seimbang antara kedaulatan Allah dan kerelaan hati manusia. Jika hati kita degil, tidak bersedia berubah, maka tidak akan pernah terjadi perubahaan menuju kepada kedewasaan.

Kita mengerti akan betapa luar biasanya Kuasa Roh Kudus didalam hidup seseorang, namun dalam kebenaraan ini kita juga di buat menerti, tanpa 'hati yang rela' yang mau tunduk kepada kehendak dan pimpiman Tuhan, kita tidak akan mungkin bisa bertumbuh, apalagi memberi buah dalam segala pekerjaan baik. Hati yang rela inilah yang sebenarnya berarti kehendak yang diserahkan. Inilah yang paling sering membuat hidup kekeristenan kita mandul dan tidak  bertumbuh. Disini jugalah akan terlihat jelas perbedaaan antara orang yang  hidup didorong oleh visi atau ambisi. Jika kita tidak mau menyerahkan "kehendak kita sendiri" untuk taat pada kehendak Allah, mungkinkah itu disebut 'visi'? Atau tidakkah lebih pantas disebut 'ambisi'?

kerelaan hati untuk dibentuk
Pada titik inilah kita akan melihat, mengapa dua atau lebih orang, sama-sama mendengar Firman Tuhan, sama-sama melihat mujizat Tuhan, sama-sama terlahir dari keluarga yang takut akan Tuhan, tapi ada yang bertumbuh didalam penenalan akan Allah dengan benar, ada yang tidak bertumbuh bahkan sampai mencapai titik kehancuran karakter? Karena yang satu memiliki 'kerelaan hati' yang mau tunduk kepada kehendak Allah dan yang lain menolak menerima kehendak Allah, bahkan tidak sedikit yang pada akhirnya menjadi seteru Tuhan. Marilah kita belajar untuk mengikuti jejak Kristus, yang berani berdoa dan menetapkan hati untuk berkata; "...bukan kehendakKu, tapi kehendakMu yang jadi..."

Sekian renungan harian kristen untuk kali ini. Have a bleess day, Gbu...

Pandangan yang Menghambat Impian dan Harapan Besar


Pandangan yang menghambat impian dan harapan
Pandangan yang menghambat Impian dan Harapan Besar - Rahasia dari kekuataan untuk berani memimpikan yang besar dan mulia hanya akan dapat terjadi ketika anak-anak Tuhan menyadari bahwa bercita-cita yang tinggi dan luhur itu bukan lah dosa atau salah. Secara sederhana,ada 2 penghambat dari pandangan yang bisa menghancurkan mimpi yang besar dan luhur dari anak anak Tuhan, pertama adalah pandangan yang keliru tentang 'garis nasib' yang sesungguhnya mengatakan: 'saya miskin dan bodoh karena memang sudah suratan nasib saya seperti begini, sudah menjadi takdir yang Tuhan berikan'. Pandangan tersebut sungguh tidak dapat dikatakan Alkitabiah, sebab Tuhan tidak pernah merancangkan yang jahat dan buruk bagi kita. Yeremia 29:11 menyatakan: "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." Namun jika kita sampai jatuh dan tidak mengalami 'hari depan yang penuh harapan' seperti yang Tuhan rancangkan, coba perikasa diri kita sendiri, adakah sesungguhnya kita sedang mengerjakan 'rancangan besar Tuhan tersebut atas hidup kita?' Jika kita mau berhasil, sudahkah kita mempersiapkan diri untuk sesuatu yang besar yang Tuhan mau kita kerjakan? Itulah yang sering membedakan Ishak mati hari itu, dan Dia menyatakan satu hakekat karakter yang baru kepada Abraham, Dialah Jehovah Jireh.

Pandangan kedua yang menjadi hambatan anak anak Tuhan untuk berani memipikan yang besar dan mulia adalah pandangan yang keliru terhadap kasih karunia Tuhan dan kedaulatan Tuhan. Secara sederhananya, ada beberapa anak anak Tuhan yang percaya bahwa keselamatan dari Tuhan itu sudah ditentukan  hanya bagi  orang orang tertentu saja, dan jika satu orang tertentu itu  sudah ditentukan untuk diselamatkan, apapun alasannya, keselamatan mereka tidak akan pernah hilang, akibatnya timbulah pengajaran seperti yang kita kenal dengan sebutan 'hyper grace', keselamatan itu tidak akan hilang apapun alasannya, sebab kasih karunia Tuhan adalah jaminannya. Apakah benar demikian? Pandangan yang menyesatkan ini telah banyak mempengaruhi segi segi kehidupan manusia, termaksud dalam hal mencapai kemaksimalan hidup sesuai yang Tuhan rencanakan bagi kita, Pandangan keselamatan yang tidak bisa hilang membuat manusia tidak memiliki 'impian dan harapan', manusia menjadi seperti robot dan hidup semaunya, sebab mereka berfikir serta percaya bahwa toh semua nantinya sudah diatur dan akan terjadi seperti yang Tuhan mau,... secara extreme, pandangan tersebut telah membunuh banyak impian dan harapan anak anak Tuhan, sebaliknya, munculah anak anak Tuhan yang hidup tanpa bertanggung jawab, hidup semaunya sendiri.

Kembali kepada kekeliruan pandangan yang menghambat dan banyak membunuh 'impian dan harapan' orang percaya, pandangan yang salah terhadap kasih karunia Tuhan telah merusak banyak mental anak anak Tuhan yang menggangap bahwa keselamatan itu murahan dan tidak perlu ada harga yang harus dibayar. Coba perhatikan perkataan Yesus sendiri: Lukas 13:22-24 "Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota & dari desa ke desa sambil mengajar & meneruskan perjalan-Nya ke Yerusalem. Ada seorang yang berkata kepada-Nya: Tuhan, sedikit sajakah orang yang bisa diselamatkan? Jawab Yesus kepada orang-orang disitu: Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang yang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat..." Sungguh benar bahwa keselamatan itu adalah 'anugrah dari Tuhan' dan itu bukan hasil usaha kita, namun bagi kita yang sudah menerima keselamatan tersebut, perhatikan jawaban Yesus terhadap pertanyaan 'sedikit sajakah orang yang akan diselamatkan? jawab Yesus: 'Berjuanglah!' Jika keselamatan itu tidak akan hilang, kenapa harus berjuang? Hal yang sama, jika pasti dan apapun alasannya, rancangan Tuhan atas kita akan menjadi seperti itu apapun alasannya, rancangan Tuhan atas kita akan menjadi seperti itu apapun yang kita lakukan, kenapa harus berjuang? itulah dampak yang sangat merusak dari pandangan yang salah, akibatnya anak anak Tuhan tidak lagi memiliki 'mimpi mimpi dan harapan yang besar'.


Have a nice day, Gbu ^^

Translate


Popular Posts

Powered by Blogger.